Sosrokartono, Kakak Kartini yang Jenius dan Terlupakan di Negeri Sendiri

Raden Mas Panji Sosrokartono, kakak kandung Raden Ajeng Kartini, lahir pada 10 April 1877. Ia adalah sosok jenius yang kecerdasannya diakui dunia internasional. (Istimewa)
Raden Mas Panji Sosrokartono, kakak kandung Raden Ajeng Kartini, lahir pada 10 April 1877. Ia adalah sosok jenius yang kecerdasannya diakui dunia internasional. (Istimewa)

GSNews.id – Raden Mas Panji Sosrokartono, kakak kandung Raden Ajeng Kartini, lahir pada 10 April 1877. Ia adalah sosok jenius yang kecerdasannya diakui dunia internasional, namun ironisnya tidak mendapat tempat di negeri sendiri.

Sosrokartono menempuh pendidikan tinggi di Eropa, antara lain di Polytechnische School te Delft dan Universitas Leiden. Ia kemudian berkarier sebagai jurnalis dan menulis untuk berbagai surat kabar ternama di Belanda dan Amerika Serikat. Bahkan, ia pernah menjadi juru bicara negara-negara sekutu dalam Perang Dunia I (1914–1918).

Dalam biografi Sosrokartono: Sebuah Biografi (1987), disebutkan bahwa keahlian linguistik Sosrokartono mencengangkan. Ia menguasai lebih dari 30 bahasa, termasuk Inggris, Belanda, Rusia, Prancis, Jerman, dan berbagai bahasa daerah. Karena itu, ia dijuluki “Si Jenius dari Timur” oleh banyak kalangan di Barat.

Meski prestasinya diakui dunia, Sosrokartono mengalami ketidakadilan di tanah air. Karena menolak bekerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda dan memilih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia lewat organisasi pergerakan tahun 1900-an, ruang geraknya dibatasi. Ia juga difitnah secara sistematis, sehingga tak mendapat pekerjaan setelah kembali ke tanah air.

Tekanan demi tekanan membuat Sosrokartono mengalami depresi berat. Pada tahun 1942, ia menderita kelumpuhan dan menghabiskan sisa hidupnya dalam kondisi fisik dan mental yang terus menurun. Sosrokartono wafat pada tahun 1952, dalam keadaan jauh dari perhatian negara yang pernah ia bela dengan seluruh kemampuannya.

Kisah hidup Sosrokartono menjadi cerminan bahwa jasa dan pengorbanan untuk bangsa tidak selalu mendapat penghargaan semestinya. Meski berjasa besar dalam perjuangan kemerdekaan dan membawa harum nama Indonesia di dunia internasional, ia harus menjalani akhir hidup dalam kesepian dan keterbatasan.

Kini, di tengah peringatan hari lahir Kartini yang ke-146 pada 21 April, sosok Sosrokartono patut dikenang sebagai bagian dari keluarga Kartini yang juga memperjuangkan kemerdekaan dengan caranya sendiri—melalui pena, kecerdasan, dan komitmen terhadap bangsa.

(* * *)